Selasa, 08 Februari 2011
Newsletter edisi 4
Mencetak Pullet Berkualitas
Budidaya ayam petelur (layer). Periode umur 0 – 5 minggu, atau yang biasa dikenal dengan starter, 80 % menentukan keberhasilan periode berikutnya, yaitu grower (pertumbuhan) dan layer (produksi telur). Penjelasan ilmiahnya, pada periode ini fase hyperplasia (proses perbanyakan sel-sel tubuh) pada ayam terjadi dalam intensitas tinggi. Bila fase hiperplasia terganggu, maka pullet (calon petelur/dara) akan sulit mencapai target performa,
target performa periode grower (4 – 16 minggu) mencakup berat badan (body weight), keseragaman (uniformity) dan kerangka tubuh (frame size). Ringkasnya, pada umur 16 minggu, target performa dari berat badan harus sesuai standar ± 1.385 g/ekor; keseragaman lebih dari 80% yang mencakup berat badan dan dewasa kelamin; serta pertumbuhan kerangka (tulang) harus optimal.
manajemen pemeliharaan sangat menentukan tercapai tidaknya target. “Variabel manusia (peternak) menjadi krusial dalam pencapaian target performa pada umur 16 minggu ini rumus performa (P) = (Genetik (G) + Nutrisi (N) + Lingkungan (L)) x Manajemen (M) untuk menjelaskan betapa pentingnya manajemen pemeliharaan.
Untuk mencapai target performa mendapatkan pullet berkualitas, manajemen pemeliharaan yang perlu diperhatikan oleh peternak layer komersil meliputi 2 hal penting. Yang pertama pakan serta manajemen pakan, dan yang ke dua adalah kontrol berat badan.
Pakan dan manajemennya sangat menentukan tercapai tidaknya berat badan pullet pada umur 16 minggu. Suryo mengatakan, pakan berpengaruh terhadap pertambahan berat badan mingguan rata-rata (Average Weekly Gain - AWG). “Bila AWG yang dipatok oleh breeder (perusahaan pembibitan) dapat dicapai oleh peternak, maka target performa berat badan saat 16 minggu pasti tercapai, AWG dikontrol dengan menimbang ayam setiap minggunya. Dengan langkah ini keseragaman dapat ditingkatkan. Terkait manajemen pakan, bahwa kuncinya ayam harus mendapat kesempatan yang sama untuk makan dan minum. “Karena itu stocking density (kepadatan ayam dalam kandang) harus tepat, serta jumlah tempat pakan (feeder) dan minum (drinker) harus sesuai populasi, kebutuhan asupan nutrisi pakan masing-masing periode memiliki standar tersendiri. periode grower menuntut formulasi dengan kandungan nutrisi (energi termetabolisme dan protein) lebih rendah dari periode starter. Sedangkan mineral seperti kalsium (Ca) dan fosfor (P) perlu ditambahkan untuk pertumbuhan kerangka tubuh. Demikian juga dengan grit (pasir atau kerikil), perlu ditambahkan dalam ransum untuk merangsang perkembangan gizzard dan tembolok. “Secara fisiologis, saat 12 minggu pertumbuhan kerangka tubuh sudah maksimal. Bila tidak maksimal, akan berpengaruh pada tingkat produksi telur dan memicu terjadinya prolapse (keluarnya sebagian dari alat reproduksi ayam betina lewat kloaka). Kontrol berat badan penting untuk mengevaluasi ayam dengan pertumbuhan kerangka tubuh yang tidak optimal. (Dikutip dari Majalah Trobos)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar